Home  »  News   »  
News

Cara Atasi Ransomware Tanpa Harus Membayar Tebusan

[Gambar: NoMoreRansom.org]
[Gambar: NoMoreRansom.org]

Ransomware adalah salah satu jenis malware yang paling jahat di internet. Dalam aksinya, ransomware akan yang ‘menyandera’ file korban dan menodong para korban untuk membayar tebusan jika mereka tidak ingin datanya hilang atau disebarkan ke publik. Universitas, rumah sakit, dan bahkan instansi pemerintahan telah menjadi korban serangan ransomware dan terpaksa membayar uang tebusan sebesar ribuan dolar kepada para penjahat cyber itu dengan harapan data-data pentingnya dapat kembali.

Kini, pemerintah dan perusahaan IT telah bekerja sama untuk melawan dan memerangi kejahatan cyber ini. Intel security, Interpol, kepolisian Belanda dan Kaspersky Lab telah bekerja sama untuk membangun No More Ransom, sebuah web portal yang dapat membantu pengguna untuk menghapus ransomware tanpa harus membayar penyerang mereka.


Jika dilihat sepintas, NoMoreRansom.org terlihat seperti situs-situs biasa. Situs ini  memberikan tips-tips pencegahan ransomware yang sudah tidak asing lagi, seperti: selalu membackup data, tidak pernah membuka attachment atau lampiran pada e-mail dari orang yang tidak dikenal dan dipercaya, menggunakan software anti-virus yang bagus, dll.

Namun, di balik itu rupanya ia memiliki tools untuk mendeteksi dan mendekripsi ransomware. Pengguna dapat mengunggah data-data yang terenkripsi dan melihat malware seperti apa yang telah menginfeksinya. Setelah itu, pengguna juga dapat mencari tahu apakah malware tersebut dapat dihapus.

Selain membantu pengguna yang datanya telah terinfeksi, organisasi-organisasi ini berharap dapat mencegah ransomware dengan cara mengurangi pendapatan yang dihasilkan para kriminal tersebut.

“Sekarang ini, masalah terbesar pada kripto-ransomware adalah ketika data penting milik pengguna dikunci, mereka siap membayar uang berapapun kepada si penjahat untuk mendapatkan data mereka kembali,” jelas Jornt Van der Wiel dari Kaspersky Labs. “Tindakan tersebut dapat meningkatkan ekonomi ‘dunia bawah tanah’ ini, dan sebagai akibatnya kita pun akan menghadapi peningkatan dalam jumlah penjahat cyber dan jumlah serangan yang dilancarkan.”